Jumat, 26 Februari 2010

BERITA DARI HATI

"Seperti sekawan burung yang hilir mudik menikmati kehangatan mentari
Aku lepaskan semua beban di hati ini
Tak akan pernah lelah kaki ini melangkah, menyusuri
Ribuan jalan yang akan mengantarkanku pada mimpi-mimpi
Tak akan pernah lelah mata, hati dan telinga ini
Menanti kemenangan di ujung jalan yang akan kudapati
Hari ini, kutetepkan hati
Melangkah memasuki gerbang Perguruan Tinggi
Dengan niat tulus mengabdi
Pada Ibu Pertiwi
Tak akan pernah lelah aku berbagi
Untuk bisa menjadi berarti
Di sini,
Di Perguruan tinggi,
Akan kumulai lagi perjuangan sejati
Perjuangan seorang anak negeri
Untuk mendapatkan secercah ilmu abadi
Sebagai tanda cinta yang hakiki
Untuk berbagi dan memberi "

Akan menjadi masa-masa indah dalam hidupku, ketika aku berhasil memopmpa semangat baru. Masih segar dalam ingatanku, bayang-bayang indah di sebuah Perguruan Tinggi. Tahun ini aku optimis menjadi tahun kelulusanku dari SMA. Aku mantap melangkah menuju gerbang Perguruan Tinggi. Wala jalan ke depan terlihat jelas berliku dan terjal, aku tak akan gentar. Aku tak akn patah arang. Ya, karena jalan kesuksesan pasti ada, tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang menjadi tantangan. Jangan salahkan diriku jika terkesan begitu terobsesi, ini luapan semangat yang berapi. Ketetapan hati yang lama ku bangun, tak akan runtuh dihempas masa. Sekali aku ingin kuliah, maka jalan itu yang akan kuambil. Bagiku, Perguruan Tinggi akan menjadi batu loncatan terbaik untuk melangkahkan kaki menuju masa depanku yang hakiki. Menuju kehidupanku yang sesungguhnya, lepas dari bayang-bayang orang lain. Jangan salahkan aku, jika aku sangat ingin kuliah. Walaupun aku tahu, kuliah tak semudah di pendidikan formal sebelumnya, tapi aku harus bisa. Aku akan memulai dengan langkah setapak demi setapak, perlahan tapi pasti. Masa depanku ada di tanganku dan dari pemikiran kecil, aku harus mampu berkembang membangun karakterku yang lebih matang. Jangan salahkan aku jika aku ingin kuliah!!!
Read More..

CERITA SENJA

Rasanya tak bisa lagi kutahan lelahku ini. Aku lelah, sungguh aku lelah dengan semua yang terjadi padaku. Di sudut kamar ini, air mata bertetesan tak henti. Aku lelah, bukan lagi hanya lelah fisik, tapi batinku pun ikut lelah. Hati ini hancur, lebih parah daripada rasa sakit hati kehilangan cinta sang pujaan hati. Jauh lebih sakit dari itu. Aku, harus kugambarkan sedikit tentang hidupku padamu agar kamu nantinya tahu seberapa sakit yang kurasakan.
Aku seorang anak pemulung. Namaku Susanti, nama asli pemberian almarhum ibuku. Entah apa yang ingin ibu tunjukkan padaku dari nama itu. Aku tak tahu maksudnya, karna aku tak pernah sempat berbicara padanya hingga akhir hayatnya. Ku ulangi lagi, aku seorang anak pemulung. Ayahku Abdul Ahmad adalah seorang pemulung. Bisakan kalian bayangkan bagaimana kerja keras yang harus dijalani ayahku?? Untung saja almarhum ibuku meninggalkan sepetak tanah di kota metropolitan ini. Kami bisa mendirikan gubuk kecil di sana, bertempst tinggal di sana dengan segala keterbatasan yang ada. Ayahku tak pernah mengajarkanku untuk merasa malu dan berkecil hati dengan segala kurang yang ada. Bahkan ayahku tak pernah sedikitpun membiarkanku meratapi perihnya nasib yang harus kami tanggung. Ibarat bumi, aku tak akan pernah bisa hidup tanpa cahaya darinya. Sungguh sekalipun ayahku seorang yang miskin harta, tapi kebesaran jiwanya tak ada yang mampu menandingi.
Aku masih bisa bernafas lega. Sekalipun ayahku hanya seorang pemulung, tapi aku masih bisa mengenyam pendidikan. Seorang kaya yang budiman, Pak Bambang teman lama ayah, yang selama ini membiayai sekolahku. Aku sangat bersyukur bisa menikmati masa-masa indahh di bangku sekolah. Investasi yang Pak Bambang beri padaku sungguh tak pernah bisa aku balas. Tanpa bantuan itu mungkin aku hanya akan menjadi seorang anak pemulung yang menatap masa depan dengan suram.
Sekarang ini aku adalah seorang susanti anak pemulung berusia 18 tahun. Teman, akan kuceritakan padamu kenapa aku bilang hatiku hancur lebih parah dari rasa patah hati. Saat ini aku masih bersyukur karena aku masih punya ayah, sebuah gubuk tempat tinggal, beberapa buku pelajaran dan investasi pendidikan dari Pak Bambang. Sungguh rasa syukur yang begitu dalam. Aku seperti menjadi anak paling beruntung jika ingat nikmat-nikmat yang Tuhan berikan itu di tengah kerasnya hidup yang harus kujalani.. Usia 18 tahun sebenarnya menjadi usia paling buruk yang selalu aku bayangkan. Jika bisa aku memutar waktu, aku ingin usiaku tak pernah bertambah sampai 18 tahun. 18 tahun berarti masa investasi pendidikan dari Pak Bambang berakhir. Ya, karena janji beliau menyekolahkanku hanya sampai lulus SMA saja. 18 tahun berarti aku harus memendam dalam-dalam mimpiku meninggikan derajat ayah dari sekedar seorang pemulung. Harus kupendam dalam-dalam keinginanku untuk menjadi seorang dokter. Teman, cita-citaku adalah seorang dokter.
Selama ini aku berjuang keras melawan nasib yang tak pernah berpihak padaku. Selam ini, aku berjuang untuk bisa membanggakan ayahku serta membayar budi baik Pak Bambang dengan prestasi-prestasi yang aku ukir selama aku mengenyam pendidikan. Tak pernah sekalipun dalam sejarah pendidikanku nilai merah ada pada nilai-nilai ulangan dan raporku. Semua guru dan teman-temanku tak mengelak kalau aku termasuk anak yang berpotensi. Aku sangat bersyukur karena itu. Seorang anak pemulung yang diberi otak cemerlang oleh Tuhan. Aku bersyukur ayahku bangga padaku. Ah, tapi sekarang…saat teman-temanku yang lain sibuk mempersiapkan kelanjutan study mereka di perguruan tinggi, aku hanya bisa terpekur di sudut kamar. Mungkin memang harus jalan ini yang aku pilih. Hanya sekedar mengantarkan teman-teman yang bisa melanjutkan study mereka dengan doa dan senyum simpulku karena pada nyatanya, aku harus memendam rapat-rapat keinginanku untuk kuliah. Aku tak akan pernah bisa menginjakkan kaki di bangku universitas, karena aku hanya anak seorang pemulung.
Teman, inilah rasa sakit hati yang aku katakana padamu. Bisakah kalian bayangkan, ketika semangat belajar menggebu-gebu memenuhi relung hati. Ketika bara api berkobar-kobar menjilat semua benda disekelilingnya, menaklukkan apapun yang menghalanginya meraih yang ia damba, tetapi tiba-tiba hujan menghapus rata kobaran api tersebut, sirna tak bersisa. Seperti itulah keadaanku sekarang. Sungguh, hanya karena aku seorang anak penulung yang tak akan sanggup memenuhi tuntutan keuangan perguruan tinggi, aku harus melupakan semua cita-cita luhurku. Aku sadar, masih banyak cara yang bisa kutempuh untuk menggapai mimpiku, tapi rasanya ribuan jalan yang ada pun telah tertutup rapat, tak pernah memberiku kesempatan. Teman, cita-cita menjadi dokter hanya akan terjadi di imajinasiku saja, karena aku sekarang, selepas lulus SMA tak akan melanjutkan pendidikan. Ini bukan hanya sekedar siratan rasa pesimis yang membuncah. . . tapi juga ratapan tangis hati atas semua hal yang ada. Aku masih ingin kuliah, aku masih ingin menimba ilmu, aku masih ingin mewujudkan cita-citaku.
Tuhan. . .tak ada tempat lain bagiku untuk mengadukan segala kegundahan hati ini, pada siapa lagi harus kuteriakkan dengan lantang dan tegas bahwa “ AKU INGIN KULIAH !!!”
Read More..

Satuan Pendidikan Tinggi di Indonesia


Banyak hal dan informasi yang perlu kita ketahui untuk melangkah kejenjang pendidikan tinggi. Mungkin diantara kamu masih ada yang belum tahu tentang satuan pendidikan tinggi di Inonesia itu sendiri. Apa sih beda Institut sama universitas? Politeknik itu apa? Beda sama akademi apaan dong? Agar lebih jelasnya berikut ini langsung kami petik dari Peraturan Pemerintah NOMOR 60 TAHUN 1999 tentang satuan pendidikan tinggi di negara tercinta ini.
Pasal 6
(1) Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut
perguruan tinggi, yang dapat berbentuk akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut atau universitas.
(2) Akademi menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam satu
cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
kesenian tertentu.
(3) Politeknik menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam
sejumlah bidang pengetahuan khusus.
(4) Sekolah Tinggi menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/
atau profesional dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu.
(5) Institut menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian yang sejenis.
(6) Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian tertentu.

Nah bedanya apa?
Universitas adalah perguruan tinggi yang mempunyai program studi paling beragam: eksakta, sosial, teknologi sampai sastra yang dikelompokkan dalam fakultas-fakultas. Institut hampir mirip dengan universitas, bedanya hanya membuka pendidikan dalam ilmu sejenis, misalnya ITB, IPB, ITS. Misalnya ITB, bisa dikatakan hampir semua fakultasnya mempunyai landasan yang berkaitan dengan dunia teknik. Sedangkan Sekolah Tinggi adalah PT yang menyelenggarakan hanya satu program profesi sesuai dengan spesialisasinya, misalnya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Adapun Akademi atau Politeknik biasanya hanya menyelenggarakan satu jurusan atau program studi dan menekankan pada pendidikan kejuruan yang menggembleng mahasiswa dalam hal keterampilan praktek kerja dan kemampuan untuk mandiri.

Nah semoga bermanfaat untuk membantu menentukan pilihan mu ! :)

take a chance, make a change and breakaway!


salam
Read More..

Kamis, 25 Februari 2010

AKU INGIN KULIAH

Akan menjadi pembicaraan yang hangat dibicarakan oleh anak-anak kelas 3 SMA dan sederajat di akhir tahun ajaran, adalah rencana melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.Menjadi salah satu impian terbesar bagi beberapa anak, melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, baik di dalam maupun di luar negeri. Semua tergantung pada niat, minat dan kepuasan hati masing-masing. Sering banget yang namanya berdiskusi tentang kelanjutan study, baik dengan keluarga, teman sekolah, dengan guru, konseling dan lainnya. Perguruan tinggi membuka lebar akses masuk menjadi kandidat mahasiswa baru, asal otak jumlah angka “0″ dalam persediaan rupiah keluarga mendukung.
Banyak alasan yang membuat pelajar kelas 3 SMA atau sederajat bersikukuh ingin kuliah. Mereka mungkin melihat dari sistem pengajaran yang lebih baik jika dibanding pendidikan formal di bawahnya, pelatihan kemandirian dalam belajar, mengkaji masalah yang lebih kompleks, ilmu-ilmu yang lebih dominan, dan banyak alas an pendukung seperti aktivitas mahasiswa yang padat, organisasi serta himpunan mahasiswa yang tentu akan menambah pengalaman. Ya, walau semua itu baik atau tidaknya tetap tergantung pada mahasiswa/mahasiswinya sendiri. Kalau memang serius belajar ya pasti bisa. Mereka yang pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi baik luar maupun dalam negeri pasti punya network yang lebih luas untuk prospek kerja nanti. Apalagi di ke Indonesia untuk melamar kerja, biasanya sarjana lebih dicari, karena jaminan mutu, pengalaman dan ilmu.
Masalah yang sering muncul ketika kita membulatkan tekad untuk kuliah lagi-lagi masalah biaya, (segmen ini pengecualian bagi orang-orang berdompet tebal diluar sana). Kuliah mahal, belum biaya pulang-pergi, terus untuk biaya hidup selama kuliah bertahun-tahun. Iya kalau setelah kuliah jaminan kerja pasti, kalau tidak ?? Itu yang sering menjadi momok bagi sebagian pelajar dengan ekonomi keluarga menengah. Tapi walaupun begitu pasti tetap ada jaln. Salah satunya adalah beasiswa. Banyak sekali vbeasiswa yang ditawarkan sebelum kita mendaftar perguruan tinggi, atau setelah mendaftar pun pasti banyak jalan, asal kita ada kemampuan dan motivasi
Menuntut ilmu itu sebenarnya salah satu alasan yang kuat untuk bisa mewujudkan keinginan kuliah.Sering-sering cari informasi dari internet, tentang beasiswa-beasiswa, tentang prodi perguruan tinggi supaya kita tidak hanya stuck pada satu jalan. Tidak boleh pesimis. Setidaknya kita bisa berkaca dimana letak kekurangan kita untuk persiapan masuk perguruan tinggi, asal benar-benar diusahakan untuk belajar yang keras, pasti bisa. Yang penting jangan pernah sia-siakan kesempatan yang ada untuk terus melangkah menyongsong masa depan cemerlang. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan.
Read More..

SERIBU JALAN MENUJU ROMA


Seperti layaknya sebuah anak panah yang baru saja dilepaskan oleh Gatot Kaca. Ringan, terbang jauh melesat, menembus gumpalan angin dengan begitu gesitnya tak peduli apa yang menghalanginya, tetap kencang melayang, jitu, pas mengenai sasaran. Seperti sebuah anak panah itu, asaku jauh, tinggi, melayang tak peduli pada apapun yang menghalangi niatan hatiku untuk kuliah. Ya, untuk kuliah. Rasanya seperti cebol ingin meraih bulan jika aku berkata “ingin kuliah”. Bukan karena merendah, tapi karena beberapa alasan.
Rencana melanjutkan study setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas sepertinya tak bisa lagi dihapus dari deretan rinci buku mimpiku. Aku masih ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya selagi usia masih belia. Aku masih ingin menyelami samudera ilmu yang telah Tuhan hamparkan luas di bumi ini. Salah satu caranya adalah dengan kuliah. Aku ingin kuliah. Ingin mengkaji lebih dalam tentang ilmu-ilmu yang pernah kudapat selama belasan tahun waktuku mempelajarinya di bangku sekolah. Sungguh, aku masih haus akan masa-masa dimana aku banyak menghabiskan waktuku bersama tumpukan buku, materi-materi, pekerjaan rumah dan banyak hal tentang ilmu. Aku adalah ikan yang baru saja menemukan sebuah samudera dengan kesegaran air yang tiada bandingannya. Samudera itu adalah samudera ilmu.
Aku ingin kuliah. Kata itu yang setiap hari muncul, mengisi kekosongan pikiranku hingga aku tak sanggup membendung khayalan yang tiba-tiba mengalir mengisi lamunanku. Berkhayal menjadi seorang mahasiswa dengan segudang aktivitasnya. Bukan karena ambisi, tapi sekedar untuk menyemangati diri saja bahwa suatu saat aku yakin khayalanku akan menjadi nyata adanya.
Untuk mewujudkan sebuah mimpi menjadi nyata tak akan semudah kita membalikkan telapak tangan. Semua butuh usaha dan kerja keras. Apalagi untuk mewujudkan mimpi kuliah di salah satu universitas yang terbilang baik dalam mutu pendidikannya, pasti sangat sulit. Aku harus bersiap mental dan ilmu,meyakinkan diriku untuk siap bersaing dengan teman-teman lain yang juga memperebutkan kursi sebagai mahasiswa di unversitas tersebut. Akan menjadi hal yang sangat menegangkan ketika persaingan-persaingan itu dimulai dan hanya akan menyisakan mereka-mereka yang benar-benar pantas menyandang jas almamater kebanggaan universitas.
Aku ingin kuliah. Bukan semata-mata karena aku gengsi, tapi niatan ingin kuliah ini tulus karena aku ingin mendapat ilmu lebih, aku ingin terus berjuang mengerahkan potensi yang aku miliki untuk terus memperlebar wawasan, memperdalam pengetahuan hingga nanti pada akhirnya ilmu yang kucari ini mampu mengantarkanku pada kehidupan yang lebih baik, menghapus paham-paham kebodohan dan mampu menularkannya pada orang lain atas ilmu yang aku dapat.
Kuliah menjadi jalan terbaik bagiku untuk terus mengembangkan sayap-sayap perjuanganku menempuh sekolah. Kuliah menjadi jembatan bagiku untuk mengangkat derajat seorang anak biasa, yang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Rasanya tak ada jalan yang lebih baik bagiku setelah lulus dari SMA selain melanjutkan study di perguruan tinggi. Aku akan seperti katak dalam tempurung jika niatan untuk kuliah tak tersampaikan. Ya, karena masa-masa kuliah akan menjadi masa-masa emas bagiku untuk belajar banyak hal. Tak hanya kebutuhan akan pelajaran akademik yang nantinya akan kudapat di perguruan tinggi. Tapi lebih dari itu aku bias belajar pengalaman hidup, sosialisasi, kerjasama dan solidaritas dan sosiologi. Banyak hal yang dapat kupelajari sebagai bekal kehidupanku yang lebih baik.
Sebagai modal utama aku bisa kuliah, kumantapkan hati dan pikiranku untuk bisa menerima apapun keputusan alam yang aku terima selama perjuanganku meraih mimpi ingin kuliah. Sebesar apapun halangan yang menghadang, akan kujadikan batu loncatan untuk terus memomppa semangat mengejar perguruan tinggi. Aku tak akan lelah berteriak “Aku ingin kuliaaah…!!!” Percaya seribu jalan menuju roma. Karena aku benar-benar ingin kuliah. Semangatku, seperti layaknya sebuah anak panah yang baru saja dilepaskan oleh Gatot Kaca.
Read More..

TAK GENTAR LAWAN BANYAKNYA SERIBU KALI

Momen-momen lulusan sekolah tak akan lama lagi. Semua siswa yang akan menempuh ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan seabrek lagi agenda ujian yang akan dilalui demi mendapatkan ijazah lulus. Di sana-sini banyak ditemui fenomena pelajar yang mendadak menjadi super rajin, tak mau sedetik pun waktu habis tanpa memenuhi ingatan mereka dengan soal-soal, materi dan pembahasan ujian. Ya, sangat menakjubkan. Mereka tak peduli badai, tsunami yang hingar-bingar mengganggu konsntrasi mereka. Sepertinya suasana menjadi begitu khidmat ketika buku-buku soal ujian telah dibuka. Mata, telinga, otak dan semua organ bersatu membentuk barisan-barisan untuk menegakkan satu kata, konsentrasi.
Untuk adik-adik TK yang lulus, tentu seragam merah putih sangat menggoda tiap lirikan mata mereka. Adik-adik lulusan Sd, pasti akan cari SMP-SMP yang menurut mereka cocok. Begitu juga dengan adik-adik SMP, sudah barang tentu jalan setelah lulus adalah SMA, SMK atau Madraasah aliyah. Hal sepeti ini akan menjadi sangat berbeda jika kita melihat nasib kelas 3 di SMA, SMK maupun MA. Mereka akan sibuk dengan pilihan hidup mereka masing-masing. Ada yang kokoh mau langsung bekerja, mengabdikan ilmunya pada masyarakat, ada yang semangat untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tapi tak sedikit juga yang acuh tak acuh pada masa depannya. Namanya juga pilihan hidup, baik buruk semua ada di tangan si pembuat keputusan.
Kupu-kupu yang memberanikan diri mengepakkan sayapnya, adalah mereka para pelajar kelas 3 SMA atau sederajat yang bermetamorfosis dari kehidupan remaja mereka untuk memasuki satu tingkatan lebih tinggi yaitu menuju dewasa. Mereka tak bisa lagi seperti lulusan seorang anak lulusan SD yang dibimbing orangtuanya melangkah ke depan. Mereka tak lagi seperti robot yang meng-iya-kan semua kata orang, tapi mereka akan berfikir sendiri jalan terbaik yang akan mereka tempuh sebagai gerbang melangkahi kehidupan nyata yang akan mereka lalui setelah usia mereka menuntut untuk berfikir lebih maju dengan realita dan pengetahuan yang dimiliki.
Bagi mereka yang ingin kuliah, satu jalan terbuka lebar untuk memasuki gerbang-gerbang perguruan tinggi. Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk melanjutkan sekolah di tingkat yang lebih tinggi. Melalui berbagai jalur penerimaan mahasiswa baru, seleksi masuk, seleksi mandiri, ujian masuk dan banyak cara lagi terbuka lebar sebagai jalan masuk perguruan tinggi. Keinginan untuk kuliah, melanjutkan pendidikan tak akan ada ruginya. Walau anggaran dana tak sedikit, walau banyak rintangan menghadang, tak akan menjadi hal besar yang menghalangi niatan untuk kuliah. Tuntutan zaman yang mendorong semangat para lulusan untuk mengibarkan bendera perjuangan.
Keinginan untuk kuliah akan menjadi cambuk bagi pribadi-pribadi yang serius melangkah untuk masa depan. Menjadi cambuk untuk sadar bahwa perjuangan akan sebanding dengan hasil. Maka akan menjadi hal yang wajar ketika kita ingin mendapatkan apa yang kita inginkan kita harus rela meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran demi terrealisasinya keinginan tersebut.
Keinginan untuk kuliah akan membawa kita pada perubahan pola pikir dan logika yang matang, karena kita harus melalui tahap awal sebagai suatu proses penyeleksian. Keinginan kuliah yang besar, menggebu, akan mampu memenuhi relung berfikir kita bahwa untuk menjadi pribadi yang luar biasa dibutuhkan perjuangan yang luar biasa pula. Bahwa sejatinya hidup itu untuk member sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.
Dari perguruan tinggi, ilmu yang kita dapat semestinya bisa menjadi bekal untuk terjun ke dunia masyarakat. Dunia sesungguhnya ketika kupu-kupu berani mengepakkan sayapnya dan terbang menembus awan, melintasi kehidupan-kehidupan, hingga akhirnya mencapai titik kepuasan atas segala upaya yang telah ia usahakan untuk masa depan yang terang.
Selamat dan sukses untuk pejuang kelas 3 yang berusaha tekun mempersiapkan diri di UAN dan seleksi masuk perguruan tinggi. Semangat dan cita-cita harus tetap berkobar walau jalan yang kita lalui tak semulus pada bayangan kita. Justru rintangan-rintangan itu yang mampu manatih kita menjadi diri yang lebih tangguh. Bersaing positif demi masa depan…..
Read More..

Rabu, 24 Februari 2010

Sekolah Vokasi UGM


Bagi teman-teman yang berminat melanjutkan pendidikan D3/ diploma 3, sekolah Vokasi UGM bisa menjadi salah satu pilihan tepat. Dari info yang kami dapat, sekolah vokasi ini dibangun untuk para siswa SMK yang ingin melanjutkan pendidikan, jadi siswa SMK diarahkan ke sekolah vokasi ini atau kita biasa menyebut D3.Berikut kami sertakan informasi tentang sekolah Vokasi UGM dan jalur pendaftarannya.
Visi UGM ialah "Menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat, dan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa". Salah satu perwujudan dari visi tersebut, khususnya dalam hal kontribusi UGM untuk turut menyiapkan tenaga terampil berbasis ilmu pengetahuan, ialah mengorganisasikan Program Diploma ke dalam manajemen Sekolah Vokasi.

Sekolah Vokasi adalah Lembaga Pendidikan Diploma sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga UGM yang merupakan pelaksana akademik sederajat dengan politeknik yang menyelenggarakan Program Pendidikan Vokasi dan/atau Pendidikan Profesi mencakup Program Diploma pada jenjang D1, D2, D3, dan D4 yang bersifat terminal.

Sekolah Vokasi hadir untuk lebih mendekatkan diri (link and match) antara penyediaan pendidikan keterampilan dengan masyarakat pengguna lulusan. Pembaharuan ini meliputi pengembangan proses dan fasilitas akademik, kegiatan kemahasiswaan maupun kerja sama dengan instansi terkait.
Karakteristik Sekolah Vokasi dicirikan dengan mayoritas kegiatan praktek sebagai penjabaran teori yang mendasarinya sehingga mahasiswa peserta didik menjadi terampil sebelum memasuki dunia kerja setelah lulus nantinya.

Jadwal dan biaya pendaftaran Program Diploma Sekolah Vokasi:
JALUR BIAYA KODE PERIODE PEMBAYARAN
PBUTM Rp. 10.000 1 2 Feb – 18 Maret 2010
PBUB & PBUSMAK Rp. 150.000 2 22 Feb – 18 Maret 2010
PBUPD Rp. 300.000 3 2 Feb – 18 Maret 2010
UTUL Gel. I Rp. 150.000 4 1 Maret – 28 April 2010
UTUL Gel. II Rp. 150.000 5 3 Mei – 4 Agustus 2010

Pembayaran biaya pendaftaran dapat dilakukan di Kantor Cabang Bank BTN (bukan Kantor Pos / eBatara Pos).
Saudara tidak perlu menggunakan nomor rekening tujuan.
Cukup beritahukan Kode (lihat tabel diatas) dan No. Induk Siswa di sekolah (ambil angkanya saja dan maksimal 9 angka terakhir).
Contoh:
31234, untuk pembayaran PBUPD (kode 3) dengan No. Induk Siswa 1234.
Kemudian Teller Bank BTN akan mencatatkan data pembayaran ke Sistem Host To Host UGM. Data pembayaran akan secara otomatis tersimpan di database UGM.
Pada Bukti Pembayaran akan terlihat password dan tanggal pembayaran untuk login ke http://um.ugm.ac.id/ dan melakukan pendaftaran.

# PENELUSURAN BIBIT UNGGUL TIDAK MAMPU (PBUTM)
PBUTM merupakan bentuk kepedulian Program Diploma Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada terhadap siswa dengan kemampuan akademik tinggi tetapi tidak mampu secara ekonomi. Peserta diusulkan oleh sekolah maksimal dua peserta tiap sekolah. Peserta dibebaskan dari biaya pendidikan selama 6 semester ditanggung oleh UGM, jika memenuhi prestasi yang ditetapkan dan dievaluasi setiap tahun.

# PENELUSURAN BIBIT UNGGUL PEMBANGUNAN DAERAH (PBUPD)
PBUPD merupakan bentuk kepedulian Program Diploma Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada terhadap pembangunan daerah melalui program kemitraan antara daerah dengan UGM. Ditujukan kepada putra-putri daerah yang memiliki komitmen tinggi dalam pembangunan daerah yang diusulkan dan dibiayai oleh Pemda, institusi pemerintah dan/atau perusahaan yang kredibel di daerah.

# PENELUSURAN BIBIT UNGGUL BERPRESTASI (PBUB)
PBUB ditujukan bagi siswa dengan kemampuan akademik disertai dengan prestasi bidang ipteks (ilmu pengetahuan teknologi, dan seni) Peserta diusulkan oleh sekolah dengan jumlah maksimal dua peserta tiap sekolah dengan pilihan program studi sesuai bidang prestasinya. Peserta seleksi ini dibebaskan dari biaya SPP selama enam semester.

# PENELUSURAN BIBIT UNGGUL SEKOLAH MENENGAH ATAS, MADRASAH ALIYAH, DAN KEJURUAN (PBUSMAK)
PBUSMAK merupakan seleksi bagi siswa-siswi SMA, MA, dan SMK untuk memasuki Program Diploma Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada melalui program seleksi administrasi akademik sebagai upaya untukmenjaring calon mahasiswa UGM yang memiliki kemampuan akademik, ketrampilan dan kematangan pribadi, yang ditunjukkan dengan prestasi yang telah dicapai di Sekolah.

# UJIAN TULIS ( UTUL )
UTUL diadakan untuk seleksi calon mahasiswa baru Program Diploma Sekolah Vokasi UGM yang berkualitas dengan kemampuan akademik disertai penguasaan bidang keahlian yang unggul untuk menunjang penyelesaian pendidikan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Materi seleksi meliputi Tes Potensi, Pengetahuan Dasar, Ilmu Pengetahuan Alam / Ilmu Pengetahuan Sosial (sesuai program studi yang dipilih).
Read More..

Jumat, 19 Februari 2010

Beasiswa Bidik Misi, sebuah peluang untuk meraih cita


Bagi kamu yang sangat ingin melanjutkan pendidikan, sebenarnya banyak jalan untuk meraihnya. Pemerintah sendiri sebenarnya sangat mendukung dan tidak mengabaikan tentang pendidikan.Salah satu perhatian pemerintah adalah dengan program Bidik Misi, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh meluncurkan program Beasiswa Bidik Misi melalui penandatanganan MoU dengan para rektor perguruan tinggi negeri (PTN) baik yang berada di lingkungan Depdiknas maupun Departemen Agama. Beasiswa ini ditunjukan untuk 20.000 lulusan SMA/ SMK sedrajat. Jelas sebuah peluang yang cukup besar bagi kamu yang sangat ingin melanjutkan pendidikan, namun memiliki kendala dalam keuangan. Selain mendapatkan beasiswa pendidikan, bagi yang diterima akan memperoleh biaya hidup.Berikut ini link untuk download buku panduan Beasiswa Bidik Misi untuk info lebih lengkapnya. http://kelembagaan.dikti.go.id/index.php/component/content/article/43-berita/388-bidik-misi

Terus berjuang !
Take a chance,make a change and breakaway !
Read More..

Pendaftaran Online SNMPTN


Bagi kamu yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi negeri bisa melewati beberapa jalur, salah satunya adalah SNMPTN. " Berdasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 006 tahun 2008 tentang Pedoman Penerimaan Calon Mahasiswa Baru pada Perguruan Tinggi Negeri dan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No.18/DIKTI/Kep/2008 tanggal 28 Maret 2008 tentang Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, Para Rektor Perguruan Tinggi Negeri di bawah koordinasi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional menyelenggarakan seleksi calon mahasiswa baru secara bersama pada tingkat nasional dalam bentuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)." Nah bagi kamu yang berminat untuk mengikuti tes SNMPTN untuk tahun 2010 untuk sistem pendaftarannya mengalami perubahan, yaitu sistem online.Jadi kamu bisa mendaftar secara online,sehingga lebih mempermudah proses tentu saja. Berikut ini info dari website resmi SNMPTN.

# PERSYARATAN

1. Seleksi
1.Lulus Ujian Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara tahun 2008, 2009 dan 2010.
2.Sehat
3.Tidak buta warna bagi program studi tertentu.

2.Penerimaan
Lulus Ujian Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional, lulus SNMPTN 2010, sehat dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh masing-masing PTN penerima.


#
CARA PENDAFTARAN
Cara pendaftaran SNMPTN dilakukan oleh calon peserta secara online melalui internet dari manapun.

#
LINTAS WILAYAH
Peserta ujian dapat memilih Program Studi di setiap PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian. Tempat ujian tidak merupakan kriteria penerimaan, sehingga peserta ujian tidak perlu mengikuti ujian di tempat Program Studi atau Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi pilihannya. Peserta dapat memilih lokasi ujian yang dikehendaki.

# JENIS UJIAN

1.Ujian Tertulis :
1. Tes Potensi Akademik (TPA).
2. Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) :
1. Tes Bidang Studi Dasar terdiri atas mata ujian Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
2. Tes Bidang Studi IPA terdiri atas mata ujian Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika.
3. Tes Bidang Studi IPS terdiri atas mata ujian Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi.
2.Ujian Keterampilan untuk beberapa program studi.

#
PENYELENGGARAAN TES KETERAMPILAN
Peserta ujian yang memilih program studi Keolahragaan dan/atau kesenian diwajibkan mengikuti Ujian Keterampilan. Peserta Ujian Keterampilan dapat mengikuti ujian di Perguruan Tinggi Negeri penyelenggara Ujian Keterampilan terdekat yang memiliki Program Studi yang sama dengan Program Studi di Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi pilihannya.

# JADWAL UJIAN

1. Ujian Tulis
* Rabu, 16 Juni 2010 :
o Tes Potensi Akademik
o Tes Bidang Studi Dasar
* Kamis, 17 Juni 2010 :
o Tes Bidang Studi IPA
o Tes Bidang Studi IPS
2. Ujian Keterampilan
Tes Keterampilan dilaksanakan pada tanggal 18 dan 19 Juni 2010.

# PEMBOBOTAN HASIL UJIAN

1. Program Studi yang tidak mengadakan Tes Keterampilan, proporsi bobotnya adalah sebagai berikut:
1. Tes Potensi Akademik (TPA) : 30%
2. Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) : 70%
2. Program Studi yang mengadakan Tes Keterampilan, proporsi bobotnya adalah sebagai berikut:
1. TPA & TBSP : 50%
2. Ujian Keterampilan : 50%

#
PENILAIAN HASIL UJIAN
Penilaian hasil ujian menggunakan ketentuan sebagai berikut :

Jawaban BENAR : + 4
Jawaban SALAH : - 1
Tidak Menjawab : 0


Setiap mata ujian akan dinilai berdasarkan peringkat dengan skala nol sampai seratus sebelum nilai tersebut dijumlahkan. Oleh karena itu, setiap mata ujian harus dikerjakan sebaik mungkin dan tidak ada yang diabaikan.

#
KELOMPOK UJIAN
Peserta SNMPTN terbagi menjadi 3 Kelompok :

1. Kelompok Ujian IPA
2. Kelompok Ujian IPS
3. Kelompok Ujian IPC (campuran IPA dan IPS)

Setiap peserta dapat mengikuti kelompok Ujian IPA, IPS atau IPC tidak harus sesuai dengan jurusan SMA/MA/SMK/MAK yang bersangkutan.

# KELOMPOK PROGRAM STUDI DAN JUMLAH PILIHAN

1.Program Studi yang ada di Perguruan Tinggi Negeri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Program Studi kelompok IPA dan IPS.
2.Setiap peserta ujian kelompok IPA/IPS dapat memilih maksimal dua program studi sesuai dengan kelompok ujian yang diikuti.
3.Setiap peserta ujian kelompok IPC dapat memilih maksimal tiga program studi dengan catatan minimal satu program studi kelompok IPA dan satu program studi kelompok IPS.
4.Urutan pilihan Program Studi merupakan prioritas pilihan.
5.Peserta ujian yang memilih satu program studi boleh memilih program studi dari PTN di wilayah mana saja (lintas wilayah).
6.Peserta ujian yang memilih dua program studi atau lebih, salah satu program studi tersebut harus merupakan program studi dari PTN yang berada satu wilayah dengan tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan yang lain dapat merupakan program studi dari PTN di luar wilayahnya (lintas wilayah).
7.Daftar program studi, daya tampung tahun 2010 dan jumlah peminat tahun 2009 akan dicantumkan dalam Buku Panduan Peserta yang dapat dilihat di http://www.snmptn.ac.id

# BIAYA UJIAN

1.Rp150.000,00 ( Seratus lima puluh ribu rupiah) per peserta untuk kelompok IPA atau Kelompok IPS.
2.Rp175.000,00 (Seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) per peserta untuk kelompok IPC ( IPA + IPS).
3.Biaya tersebut disetor ke Bank Mandiri. Biaya yang sudah disetor tersebut tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apapun.
4.Rp150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) per peserta per ujian keterampilan.
5.Biaya ujian keterampilan dibayarkan kepada PTN yang melaksanakan Ujian Keterampilan tersebut.
Read More..

Selasa, 02 Februari 2010

Tips Memilih PTS


Dari 2000+ perguruan tinggi swasta di Indonesia, tentu saja tidak semuanya memenuhi kriteria minat, biaya dan prospek yang sudah kamu tentukan. Coret PTS yang tidak memiliki program studi sesuai minat kamu. Singkirkan PTS-PTS yang biaya kuliahnya terlalu mahal bagi kamu, atau terlalu jauh dari tempat tinggal kamu sehingga biaya untuk kuliah di sana akan terlalu tinggi. Dengan demikian daftar yang kamu miliki akan semakin pendek. Tetapi itupun mungkin masih cukup panjang sehingga memerlukan pendalaman lebih jauh. Faktor apa lagi yang perlu dilihat dari suatu perguruan tinggi untuk menentukan pilihan akhir kamu?

1. Reputasi

Reputasi adalah pertimbangan utama dalam pemilihan. Reputasi di sini berarti PTS yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai PTS yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan. Bahkan ada lulusan PTS yang menjadi rebutan perusahaan-perusahaan pemakainya.

Apakah tidak mungkin salah jika memilih PTS ini? Harus kita ingat, reputasi tidak datang dalam sekejap. Reputasi ini biasanya dibangun dengan kerja keras dan melalui proses yang panjang. Bisa saya katakan bahwa kamu berada on the safe side jika memilih salah satu dari PTS-PTS ini. Bukan berarti lalu kamu berhenti di sini saja. Masih ada hal-hal lain yang harus kamu cermati.

2. Status Akreditasi

Status akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh PTS untuk mengiklankan dirinya. Tidak terlalu salah memang, karena hal itu menunjukkan mutu/kemampuan PTS dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk itu, termasuk fasilitas pendidikan, nisbah dosen tetap dan mahasiswa, kurikulum pendidikan, dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas tentang status ini, dan tampaknya banyak PTS yang menyadari dan memanfaatkan ketidaktahuan tersebut.

Yang terutama adalah: status akreditasi diberikan kepada program studi di suatu PTS dan bukan kepada PTS yang bersangkutan. Jadi sebetulnya tidak ada istilah PTS yang disamakan. Yang benar adalah (satu atau lebih) program studi di PTS tersebut statusnya disamakan. Mungkin saja PTS tadi memiliki 3 program studi (misalnya A, B, dan C), masing-masing dengan jenjang S1 dan D3. Kalau program studi A jenjang D3 saja (satu dari enam) yang memperoleh status disamakan, apakah tepat kalau PTS tersebut mengatakan statusnya disamakan?

Yang perlu kamu ketahui juga, status akreditasi ini menentukan kemandirian suatu program studi dalam melaksanakan proses belajar mengajar, misalnya ujian negara atau penerbitan ijazah. Suatu program studi (sekali lagi bukan PTS) yang sudah dinyatakan terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) berhak untuk menyelenggarakan sendiri semua kegiatannya. Artinya kamu tidak lagi harus mengikuti ujian negara yang dilaksanakan oleh Kopertis, dan ijazah yang kamu terima cukup disahkan oleh PTS tempat kamu kuliah.

Sekali lagi, tanyakan dengan jelas status akreditasi program studi yang kamu pilih. Jangan percaya begitu saja dengan klaim yang dikeluarkan oleh suatu PTS tentang statusnya.

3. Jalur dan Jenjang Pendidikan

Berapa lama kamu mau menghabiskan waktu di bangku kuliah? Secepatnya? Berapa cepat? Selain ditentukan oleh kemampuan kamu, hal ini juga tergantung dari jalur/jenjang pendidikan yang kamu ambil. Pendidikan tinggi di Indonesia mengenal dua jalur pendidikan, yaitu jalur akademik (jenjang sarjana) dan jalur profesional (jenjang diploma). Jalur akademik menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, sedangkan jalur profesional menekankan pada penerapan keahlian tertentu. (Untuk lebih lengkapnya silakan lihat Struktur Pendidikan Tinggi).

Dalam kaitannya dengan waktu, jenjang sarjana membutuhkan waktu lebih lama (minimal 8 semester) dibandingkan dengan jenjang diploma (2 semester untuk D1 - 6 semester untuk D3). Hal ini tentu sangat berpengaruh pada biaya yang harus kamu sediakan. Banyak orang, yang karena keterbatasannya, lebih memilih jenjang diploma dengan harapan cepat lulus dan mendapat pekerjaan.

Perlu kamu ketahui, jenjang diploma dirancang sebagai jenjang terminal. Artinya, lulusannya dipersiapkan untuk langsung memasuki dunia kerja, bukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (walaupun sekarang ada yang disebut program lintas jalur, dari diploma ke sarjana). Ini berbeda dengan jenjang sarjana, yang membuka kesempatan lulusannya untuk terus mengembangkan ilmunya.

Hal lain yang harus kamu perhatikan adalah tingkat persaingan di pasar kerja. Kalau banyak tenaga sarjana yang tersedia, perusahaan akan lebih memprioritaskannya dibandingkan lulusan diploma.

4. Gelar dan Sebutan

Sesudah kamu lulus, kamu akan mendapat ijazah dan salah satu dari ini: gelar akademis atau sebutan profesional. Yang pertama kamu tentu tahu, Sarjana Ekonomi (SE), Sarjana Hukum (SH), dan gelar lainnya. Gelar akademis ini diberikan kepada mereka yang menyelesaikan pendidikan melalui jalur akademik (jenjang sarjana).

Lalu bagaimana kalau kita menyelesaikan pendidikan jalur profesional (jenjang diploma)? Bukan gelar akademis (Sarjana Muda, misalnya) yang kita dapatkan, melainkan sebutan profesional seperti Ahli Madya Komputer (AMd Komp). Sebutan ini mungkin belum terlalu memasyarakat, dan kadang-kadang dianggap kurang bergengsi. Banyak yang masih menggunakan (dan lebih menyukai) istilah D3-Komputer. kamu yang menentukan, gelar atau sebutan yang ingin kamu tambahkan di belakang nama kamu.

5.Fasilitas Pendidikan

Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Bukan (hanya) itu yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), bengkel, studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan mahasiswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di lapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekankan pada ketrampilan.

Sekali lagi, jangan hanya tampilan fisik yang kamu perhatikan. Boleh saja PTS memasang foto-foto gedungnya yang megah, laboratorium komputernya yang canggih. Tidak ada salahnya kamu coba menanyakan, kapan mahasiswa berkesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut. Jangan-jangan hanya satu-dua kali per semester, atau hanya untuk mahasiswa tingkat akhir saja. Perhitungkan juga jumlah mahasiswa yang harus menggunakan fasilitas tersebut.

6.Kualitas dan Kuantitas Dosen

Perkembangan suatu PTS paling gampang dilihat dari jumlah mahasiswanya yang (selalu) bertambah. Ini sangat penting bagi PTS, karena mahasiswa adalah sumber utama (seringkali satu-satunya) pendapatan PTS. Dari merekalah PTS mencukupi kebutuhannya untuk membiayai operasional pendidikan, membangun gedung, menambah fasilitas pendidikan, termasuk membayar gaji dosen dan karyawannya. Oleh karena itulah ada kecenderungan PTS untuk menggali sebanyak mungkin potensi ini, baik secara kualitas (memperbesar uang gedung dan uang kuliah) maupun kuantitas (menerima sebanyak mungkin mahasiswa).

Pada sisi lain, bertambahnya mahasiswa menuntut ditambahnya jumlah dosen. Bukan hal yang mudah mendapatkan dosen dengan jumlah yang memadai, apalagi yang memenuhi kualitas yang dibutuhkan. Padahal Undang-Undang Pendidikan Tinggi mensyaratkan tercapainya nisbah (rasio) antara dosen tetap dan mahasiswa sebesar 1:30 untuk bidang studi IPS dan 1:25 untuk bidang studi IPA. Mungkin faktor dosen ini merupakan salah satu faktor paling sulit bagi suatu PTS, dan karenanya sering diabaikan atau direkayasa.

Pengabaian secara kuantitatif dilakukan dengan membebani dosen yang terbatas jumlahnya dengan beban mengajar yang besar, sehingga waktu dan tenaga dosen-dosen tersebut betul-betul tersita untuk itu. Seringkali hal ini dilakukan dengan mengabaikan aspek kualitas pengajarannya. Hampir tidak tersisa lagi waktu untuk melakukan penelitian atau pengabdian masyarakat yang merupakan pilar-pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Bisa juga suatu PTS memenuhi aspek kuantitas dosen tetap ini, tetapi dengan mengkompromikan kualitasnya. Misalnya dosen yang mengajar tidak sesuai dengan bidang ilmunya, tidak terpenuhinya kepangkatan akademik dalam pengajaran atau bimbingan tugas akhir, dan lain sebagainya.

Perekayasaan positif terjadi dengan penggunaan dosen-dosen tidak tetap. Biasanya dosen tidak tetap ini memenuhi persyaratan kelayakan mengajar, seperti latar belakang pendidikan, gelar dan kepangkatan akademis dan profesionalismenya. Masalahnya, dosen-dosen ini hanya menyediakan waktu yang terbatas kepada mahasiswa sesuai dengan status tidak tetapnya. Bagi PTS, mereka tidak bisa disertakan dalam penghitungan nisbah dosen tetap dan mahasiswa sehingga tidak berpengaruh dalam penentuan status akreditasi.

Yang paling memprihatinkan adalah jika terjadi perekayasaan negatif. Dalam hal ini PTS berusaha dengan segala macam cara untuk memenuhi nisbah tersebut. Misalnya PTS masih mencantumkan nama dosen yang sudah tidak lagi menjadi dosen tetap di sana, atau nama seseorang tercantum sebagai dosen tetap di lebih dari satu PTS. Contoh lain adalah dengan cara meminjam nama. Seseorang yang memenuhi kualifikasi akademis "diangkat" sebagai dosen tetap dengan mendaftarkannya secara resmi ke instansi yang berwenang. Artinya, secara administratif seluruh persyaratan sudah dipenuhi dan "dosen" tersebut juga menerima gaji dari PTS. Tetapi, keterlibatannya dalam kegiatan akademik hampir atau memang tidak ada sama sekali.

Sebelum kamu mendaftar, cobalah untuk mencari tahu jumlah dosen tetap di PTS tersebut. Berapa orang yang bergelar S2, S3, dan mungkin ada yang sudah bergelar profesor. Kualitas keilmuan kamu sangat banyak ditentukan oleh mereka.

Terus berjuang!
Take a chance, make a change and breakaway !

Sumber : spmblover.com dengan perubahan
Read More..

Sabtu, 30 Januari 2010

"Mau nerusin ke mana?" Tips menentukan Jurusan

"Mau nerusin ke mana?" Itu adalah satu pertanyaan yang sering dilontarkan sesudah kita menyelesaikan studi di SLTA. Pertanyaan klasik yang sederhana tetapi tidak semudah itu untuk menjawabnya. Ngomong-ngomong, apa jawaban kamu?

Di Indonesia saat ini terdapat 2000+ Perguruan Tinggi Swasta (PTS), tersebar dari Sabang sampai Merauke . Ada PTS berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, Akademi, dan lain-lain. Masing-masing PTS mungkin menyelenggarakan lebih dari satu program studi, dan bisa jadi suatu program studi diselenggarakan dalam 2 atau lebih jalur/jenjang pendidikan, misalnya D1, D3, S1. Bagaimana kamu menentukan PTS pilihan kamu? Jurusan apa? Lalu jalur/jenjang pendidikannya? Faktor apa saja yang perlu kamu pertimbangkan dalam menentukan pilihan tersebut? Permasalahan menjadi jauh lebih sederhana jika di kota kamu hanya ada satu PTS dan, karena satu atau lain hal, kamu tidak bisa kuliah di luar kota. Tetapi, kasusnya biasanya tidak demikian. Permasalahan muncul karena kamu bisa memilih.

Minat

Faktor utama yang harus kamu pertimbangkan adalah minat kamu. Hampir boleh dipastikan, tidak ada mahasiswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi kamulah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di perguruan tinggi. Sudah terlalu sering kita mendengar kegagalan mahasiswa karena ketidakcocokan dengan bidang studi yang diminatinya. Jangan sampai hal ini terjadi pada kamu.

Biaya

Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan kamu. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus kamu perhitungkan. Kuliah di perguruan tinggi melibatkan banyak komponen biaya. kamu mungkin geleng-geleng kepala kalau saya sebutkan yang berikut ini, mulai uang pendaftaran, uang gedung, uang kuliah pokok, uang SKS, uang praktikum, uang ujian, uang jaket, uang buku, uang kesehatan, uang KKN, uang skripsi, uang ini, uang itu........ you name it. Belum lagi biaya-biaya tidak langsung, seperti biaya kos, biaya hidup, biaya transportasi, biaya buku, biaya foto copy, dan lain-lain. Kalikan itu dengan sekian tahun masa kuliah kamu.

Kalau kamu bisa tinggal di rumah selama kuliah, sebaiknya ini yang kamu pilih. Jadi, pilihlah PTS yang ada di kota kamu. Kalau harus kuliah di luar kota, usahakan untuk tinggal di rumah saudara. Ini akan sangat banyak menghemat.

Sebelum melakukan pendaftaran, tanyakan semua komponen biaya yang harus kamu bayarkan di PTS yang bersangkutan. Ingat untuk kuliah kamu tidak hanya membayar uang kuliah saja. Tanyakan juga waktu pembayarannya. Biasanya PTS memberlakukan sistem pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan mahasiswa, misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali, uang kuliah pokok dan uang SKS tidak dibayarkan bersamaan, dan lain sebagainya. Perhitungkan semuanya jika kamu tidak ingin gagal karenanya.

Prospek

Dari ratusan program studi yang ditawarkan oleh PTS, tentu tidak semuanya menjanjikan prospek pekerjaan yang cerah di masa mendatang, 4 - 6 tahun sesudah kamu menginjak bangku kuliah. Ada program studi yang tidak populer, sepi peminat karena dianggap tidak menarik atau kurang memberikan harapan pekerjaan dengan hasil yang memadai. Ada juga program studi yang selalu menjadi favorit, walaupun banyak lulusannya yang menganggur. Baik karena kurangnya lapangan pekerjaan atau pun terlalu banyaknya lulusan.

kamu dituntut untuk dapat memprediksi prospek bidang studi yang kamu pilih dalam memasuki lapangan pekerjaan sesudah kamu lulus nanti. Sebagai contoh, pemerintah pernah menyatakan program studi hukum sebagai jurusan yang sudah jenuh karena jumlah perguruan tinggi penyelenggara dan jumlah mahasiswa yang mengambil program studi ini. kamu harus sangat istimewa di bidang ini untuk dapat bersaing dengan sekian banyak lulusan lainnya.

Apakah hal itu masih berlaku sekarang? Di era reformasi ini kita banyak melihat kasus-kasus hukum yang mulai mencuat ke permukaan. Orang bicara mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab. Banyak buruh melakukan demo menuntut haknya dipenuhi. Selesaikan secara hukum. Banyak perusahaan dan bank yang memerlukan penyelesaian hukum untuk menuntaskan permasalahan sesudah krisis ekonomi ini. Bukankah logis kalau hal-hal tersebut diselesaikan oleh para sarjana hukum?

Kita lihat juga jurusan pertanian dan kelautan. Sesudah sektor industri dan perbankan terpuruk akhir-akhir ini, orang mulai melirik lagi sektor pertanian. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, dan semuanya butuh makan setiap hari, menuntut tersedianya bahan pangan yang cukup untuk itu. Dan bukankah Tuhan memberikan tanah yang demikian subur kepada bangsa kita? Kenapa kita kalah dari Thailand misalnya dalam produksi hasil pertanian?

Bukan hanya tanah subur yang Tuhan berikan kepada kita, tetapi juga laut yang sangat luas dan kaya. Pemerintah pun menyadari hal ini dengan menunjuk seorang menteri yang bertugas untuk mengeksplorasi potensi kelautan Indonesia. Apakah bidang tersebut masih prospektif 5 tahun yang akan datang? Hei.... kita baru saja mulai.

Globalisasi? Tentu saja ini akan sangat menentukan wajah dunia masa datang. Perdagangan bebas, banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia (di antaranya karena aset negara kita terpaksa dijual kepada mereka!), semuanya menuntut stkamur dunia juga. Bahasa asing (bukan hanya bahasa Inggris), perdagangan internasional, lingkungan, peralatan berteknologi tinggi, komputer, internet, dan banyak lagi akan menjadi tuntutan yang tak terhindarkan.

Saya ingatkan, tidak ada prediksi yang benar 100%. Tetapi akan sangat berguna kalau kamu bisa mengantisipasi kondisi di masa depan. Kalau kamu merasa tidak mampu melakukannya sendiri, bertanyalah kepada orang tua, guru, teman, konsultan, atau siapapun. Jangan pertaruhkan masa depan kamu karena ketidaktahuan ini.

Sesudah ketiga faktor di atas kamu pertimbangkan masak-masak, kini tiba saatnya kamu memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan kriteria tersebut. Sediakan cukup banyak waktu, karena lebih banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini.
Read More..

Selasa, 19 Januari 2010

Kisah Motivasi 1 : Meraka ada untuk anda ,jangan abaikan

Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya ....

Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht , Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.

Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain.

Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadwal Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak.
''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.

Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''.

Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.

Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.

Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan . Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan ?'' Saya diam saja.

Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat.
Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. .....

-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
-- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
-- Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada
Read More..

Selasa, 05 Januari 2010

Kontak

Untuk kontak dengan www.ngampus.co.cc, bisa langsung menghubungi developer weblog.

1. Uswatun Khasanah



Nama lengkap : Uswatun Khasanah
Sekolah : 3 TKJ SMK N 2 Yogyakarta
Cita-cita : Polwan
Blog : http://ikanasinn.wordpress.com
Calon mahasiswa AKPOL. Amin :)
2. Meganingtyas

Nama lengkap : Meganingtyas
Sekolah : 3 TKJ SMK N 2 Yogyakarta
Cita-cita : Guru
Blog : www.decoupu.co.cc
Calon mahasiswa ITB. Amin :)


take a chance, make a change and breakaway


salam Read More..

Tentang Ngampus

salam sukses :)

Sebelumnya terimakasih sudah berkenan mengunjungi blog kami www.ngampus.co.cc. Blog ini muncul untuk memenuhi informasi mengenai dunia perkampusan terutama ditunjukan kepada siswa-siswa tingkat akhir yang pasti sedang membutuhkan banyak informasi tentang kampus yang akan diinginkan. Selain itu blog ini juga beriisi artikel-artikel motivasi dengan harapan bisa memompa semangat dan daya juang dari pengunjung. Akhir kata semoga apa yang kami sajikan bermanfaat dan bisa terus memompa semangat para muda untuk terus menempuh pendidikan.

take a chance, make a change and breakaway !


salam

admin Read More..

Jumat, 01 Januari 2010

Yang terbaik [cerita motivasi]

Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki2 berusia tujuh tahun
yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim
bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain
yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya
di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap
pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul
bola maupun tidak.

Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan
kekasih hatinya saat masih kuliah. Kehidupan mereka berdua setelah
pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu
hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun.
Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena
mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah
berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu
yang biasa dilakukannya pada malam hari.

"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang
dapat mencintaiku seperti dia".

"Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah
seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa
nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja
yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk
selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik
bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari
penggantinya."

Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk
tinggal bersamanya. Bersama-sama,mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah
yg dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan
selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga
selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke.

Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu,Sherri selalu datang dan
bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya
bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang
diri.

"Pelatih", panggilnya. "Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang?
Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?"

Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja
sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil
memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola.
Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak
berlatih extra keras dalam beberapa hari ini.

"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah
Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu."

Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore itu, ia bermain
dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home run dan mencetak dua
single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat
timnya berhasil memenangkan pertandingan.

Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke
bermain sebaik itu. Setelah pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir
lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan,"katanya kepada Luke."Aku
tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang
membuatmu jadi begini?"

Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air
mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata
"Pelatih,ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.
Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat
kecelakaan itu. Minggu lalu,......Ibuku meninggal." Luke kembali menangis.

Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan
terbata-bata "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua
orangtuaku dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama
melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan
mereka.......". Luke kembali menangis terisak-isak.

Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan
mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang
berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu
mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis.
Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya
sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang
pelatih, tetapi sebagai seorang anak.....

Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal
ini, ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun
berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun
ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............Luke baru saja kehilangan
seorang Ibu yang begitu mencintainya........

Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat
itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya,
membahagiakan mereka,membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk
mereka.Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal
seumur hidupnya...............
Read More..